Data Mesh: Cara Pengelolaan Data di Era Digital, terkait bagaimana sistem informasi menangani data yaitu memperlakukan data sebagai produk dan memberdayakan tim domain. Artikel ini membahas bagaimana perusahaan dapat menggunakan platform cloud, API, dan alat analitik untuk mendukung desentralisasi data. Fokus utamanya adalah pada bagaimana teknologi dan pendekatan desentralisasi (seperti Data Mesh) dirancang, diimplementasikan, dan dikelola dalam organisasi untuk mendukung kebutuhan bisnis.
Sebagai analogi, diambil studi kasus sebuah perpustakaan besar. Pada model tradisional, semua buku disimpan di satu tempat, dikelola oleh sekelompok pustakawan. Siapapun yang ingin membaca buku harus datang ke lokasi yang sama dan mengikuti aturan yang ditetapkan oleh para pustakawan tersebut. Ini mirip dengan pendekatan data terpusat yang selama ini digunakan banyak perusahaan.
Sekarang, bayangkan jika perpustakaan ini diubah: buku-buku didistribusikan ke berbagai departemen kecil di seluruh kota berdasarkan topik, dengan pustakawan lokal yang paham kebutuhan pembaca setempat, namun tetap memiliki sistem katalog terpadu dan standar pelayanan yang konsisten. Inilah analogi sederhana untuk Data Mesh.
Apa Sebenarnya Data Mesh Itu?
Data Mesh adalah pendekatan baru dalam pengelolaan data analitik yang memecah silo data terpusat dan mendistribusikan tanggung jawab ke domain bisnis yang sesuai. Dalam bahasa sederhana, Data Mesh mengubah cara perusahaan mengelola, mengakses, dan memanfaatkan data mereka dengan membagi-bagi “kepemilikan” data kepada tim yang paling memahami dan menggunakannya.
Pada model tradisional, semua data dikumpulkan di satu tempat (data lake atau data warehouse) dan dikelola oleh satu tim data terpusat. Dengan Data Mesh, setiap domain bisnis—seperti penjualan, keuangan, atau layanan pelanggan—bertanggung jawab atas datanya sendiri, memperlakukannya sebagai “produk” yang mereka buat dan kelola untuk digunakan oleh bagian lain dalam perusahaan.
Mengapa Perusahaan Mulai Beralih ke Data Mesh?
Saat bisnis tumbuh, volume dan kompleksitas data ikut meningkat. Pendekatan terpusat yang dulu berhasil mulai menunjukkan keterbatasan:
- Hambatan Pengetahuan: Tim data terpusat sering kali tidak memiliki pemahaman mendalam tentang konteks bisnis dari setiap domain.
- Bottleneck: Semua permintaan data harus melalui satu tim, menciptakan antrian dan penundaan.
- Kesenjangan Komunikasi: Terjadi ketidaksesuaian antara kebutuhan bisnis dan solusi teknis yang disediakan.
- Ketidakmampuan Beradaptasi: Sulit untuk beradaptasi dengan cepat terhadap kebutuhan bisnis yang berubah.
Data Mesh hadir untuk mengatasi tantangan-tantangan ini dengan pendekatan yang lebih lincah dan terdistribusi.
Bagaimana Data Mesh Mengubah Sistem Informasi Perusahaan
1. Desentralisasi dengan Tata Kelola Terpusat
Sistem informasi yang menerapkan Data Mesh akan menempatkan alat dan teknologi pengelolaan data langsung di tangan tim domain bisnis, bukan hanya pada tim data sentral. Namun, ini tidak berarti bebas tanpa aturan.
Bayangkan seperti jaringan franchise makanan cepat saji: setiap gerai dikelola oleh pemilik lokal yang memahami kebutuhan pelanggan setempat, tetapi tetap mengikuti standar kualitas, menu, dan layanan yang ditetapkan oleh pusat.
Dalam Data Mesh, sistem informasi menyediakan kerangka kerja tata kelola yang memastikan:
- Format data yang konsisten
- Standar keamanan yang seragam
- Prinsip kualitas data yang terjaga
- Kebijakan privasi yang ditegakkan
Sementara keputusan tentang apa yang dikumpulkan, bagaimana data dianalisis, dan bagaimana hasil analisis digunakan diserahkan kepada tim domain.
2. Data sebagai Produk
Dalam pendekatan Data Mesh, sistem informasi memfasilitasi perubahan mental dalam memandang data—dari sekadar aset pasif menjadi produk aktif yang memiliki:
- Dokumentasi lengkap: Penjelasan tentang arti, sumber, dan cara penggunaan data
- Jaminan kualitas: Pemeriksaan dan validasi data secara berkala
- Dukungan pengguna: Bantuan untuk siapa saja yang menggunakan data tersebut
- Pengukuran performa: Metrik yang menunjukkan seberapa bermanfaat data tersebut
Seperti produk fisik yang memiliki panduan pengguna, garansi, dan saluran dukungan pelanggan, data dalam Data Mesh juga dirancang untuk memberikan pengalaman pengguna yang baik.
3. Self-service dengan Platform yang Menyederhanakan Kompleksitas
Sistem informasi yang mendukung Data Mesh harus menyediakan platform yang memungkinkan tim domain bisnis—yang mungkin tidak memiliki keahlian teknis mendalam—untuk mengelola data mereka dengan mudah.
Bayangkan seperti aplikasi pembuat situs web yang memungkinkan orang tanpa keahlian pemrograman membuat situs profesional. Platform Data Mesh menyederhanakan tugas-tugas kompleks seperti:
- Pengumpulan dan validasi data
- Penyimpanan dan pemrosesan
- Penerapan kebijakan keamanan
- Pembuatan analitik dan visualisasi
Dengan ini, ahli bisnis dapat fokus pada nilai data, bukan kerumitan teknis di baliknya.
4. Federasi Komputasi yang Mulus
Aspek teknologi paling menantang dari Data Mesh adalah menciptakan infrastruktur komputasi yang memungkinkan data tersebar di berbagai domain tetapi tetap dapat digunakan bersama secara efisien.
Sistem informasi harus membangun “jembatan digital” yang memungkinkan:
- Pencarian terpadu: Menemukan data di seluruh domain dengan mudah
- Akses terstandarisasi: Menggunakan format dan protokol yang konsisten
- Identitas terpadu: Satu sistem pengelolaan identitas dan izin
- Gabungan data lintas domain: Menggabungkan data dari berbagai sumber secara mulus
Ini seperti sistem perbankan global di mana Anda dapat menggunakan ATM bank manapun untuk mengakses dana dari rekening Anda, meskipun bank-bank tersebut adalah entitas terpisah.

Tantangan dalam Implementasi Data Mesh
Perubahan Budaya dan Organisasi
Hambatan terbesar biasanya bukan teknologi. Sistem informasi perlu mendukung transformasi budaya dengan:
- Alat kolaborasi yang memfasilitasi komunikasi lintas tim
- Dasbor yang menunjukkan nilai dan dampak berbagi data
- Sistem penghargaan yang mendorong perilaku berbagi dan kualitas data
Keseimbangan Otonomi dan Standarisasi
Sistem informasi harus menemukan keseimbangan tepat antara:
- Memberikan kebebasan domain untuk berinovasi
- Memastikan standar minimum yang mendukung interoperabilitas
Ini seperti memberi kebebasan kepada guru untuk mengembangkan metode pengajaran mereka sendiri, sambil memastikan bahwa mereka masih mengajarkan kurikulum inti yang diperlukan.
Keahlian Teknis yang Tersebar
Tidak semua domain bisnis memiliki keahlian teknis yang sama. Sistem informasi harus:
- Menyediakan templat dan solusi siap pakai
- Menawarkan dukungan dan pelatihan kontekstual
- Memungkinkan tingkat abstraksi berbeda untuk pengguna dengan kemampuan berbeda
Cara Sistem Informasi Mengimplementasikan Data Mesh
Untuk memahami bagaimana sistem informasi mengadopsi Data Mesh, mari kita lihat beberapa langkah kunci dalam prosesnya:
1. Mengidentifikasi Domain Bisnis
Langkah pertama adalah mengidentifikasi domain-domain bisnis yang ada di dalam organisasi. Domain ini bisa berupa divisi seperti pemasaran, keuangan, operasional, atau bahkan lini produk tertentu. Setiap domain memiliki data unik yang relevan dengan fungsinya.
Contohnya, tim pemasaran mungkin memiliki data tentang kampanye iklan, perilaku pelanggan, dan ROI kampanye. Sementara itu, tim keuangan mungkin memiliki data tentang transaksi, anggaran, dan laporan keuangan. Dengan mengidentifikasi domain-domain ini, perusahaan dapat memastikan bahwa setiap tim memiliki otoritas penuh atas data mereka.
2. Menyediakan Infrastruktur Teknologi
Setelah domain diidentifikasi, perusahaan perlu menyediakan infrastruktur teknologi yang mendukung desentralisasi. Ini termasuk platform cloud, alat analitik, dan API (Application Programming Interface) yang memungkinkan data dari berbagai domain saling berinteraksi.
Misalnya, platform cloud seperti AWS, Google Cloud, atau Azure dapat digunakan untuk menyimpan dan memproses data. Selain itu, alat seperti Apache Kafka atau Confluent dapat digunakan untuk streaming data antar domain. Infrastruktur ini harus dirancang sedemikian rupa sehingga mudah digunakan oleh tim domain tanpa harus bergantung sepenuhnya pada tim IT pusat.
3. Menerapkan Tata Kelola Data
Meskipun Data Mesh bersifat desentralisasi, tata kelola tetap penting untuk memastikan konsistensi dan keamanan data. Perusahaan perlu menetapkan standar untuk format data, metadata, dan kebijakan privasi. Standar ini memastikan bahwa data dari berbagai domain dapat digunakan bersama tanpa masalah interoperabilitas.
Sebagai contoh, perusahaan dapat menerapkan kebijakan bahwa semua data harus dilengkapi dengan metadata yang jelas, seperti definisi kolom, pemilik data, dan frekuensi pembaruan. Hal ini membantu pengguna lain memahami dan menggunakan data dengan benar.
4. Memberdayakan Tim Domain
Salah satu prinsip utama Data Mesh adalah memberdayakan tim domain untuk bertindak sebagai pemilik data. Ini berarti tim domain tidak hanya bertanggung jawab atas akuisisi data, tetapi juga atas transformasi, dokumentasi, dan distribusinya.
Untuk mendukung ini, perusahaan dapat memberikan pelatihan kepada tim domain tentang teknologi data dan praktik terbaik. Selain itu, alat analitik self-service seperti Tableau, Power BI, atau Looker dapat digunakan untuk membantu tim domain menganalisis dan memvisualisasikan data mereka tanpa bergantung pada tim IT.
Kesimpulan
Data Mesh mewakili pergeseran paradigma dalam bagaimana sistem informasi menangani data. Ini bukan sekadar solusi teknologi, tetapi transformasi menyeluruh dalam bagaimana perusahaan berpikir tentang data, siapa yang bertanggung jawab atasnya, dan bagaimana nilai dihasilkan darinya.
Sistem informasi perusahaan modern perlu beradaptasi dengan pendekatan ini—bukan hanya dengan mengubah arsitektur teknologi, tetapi juga dengan memfasilitasi perubahan dalam proses, budaya, dan struktur organisasi.
Di dunia digital yang semakin kompleks, pendekatan terdistribusi seperti Data Mesh menawarkan jalan untuk menggabungkan keahlian domain yang mendalam dengan kemampuan data yang kuat. Hasilnya adalah ekosistem data yang lebih tangkas, scalable, dan pada akhirnya, lebih mampu menghasilkan nilai nyata bagi bisnis